PTK: Peningkatan Perhatian Belajar Melalui Media Audio Visual Pada Anak Paud Terpadu Tunas Harapan

PTK Tiwi Rizki Paud Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Kecamatan Ipuh

PENINGKATAN PERHATIAN BELAJAR MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA ANAK PAUD TERPADU TUNAS HARAPAN

Oleh : Tiwi Rizki

PAUD Terpadu Tunas Harapan Terletak di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu

Publiser On Redaksi Word Pers Indonesia Februari 2021

Abstrak

Tiwi Rizki Guru Paud Terpadu Tunas Harapan Bersama Anak anak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian belajar anak PAUD dengan menggunakan alat peraga dalam bentuk media audio visual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel penelitian ini adalah 20 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam RKH dengan menggunakan media audio visual untuk peningkatan perhatian belajar anak PAUD seperti dalam IPKG 1 Siklus 1 diperoleh 2,87 dan IPKG 2 Siklus 2 diperoleh 3,1. Hal ini menunjukkan bahwa guru dapat merancang perbaikan perencanaan pembelajaran, dan melakukan proses pembelajaran dengan baik sehingga perbaikan pada siklus kedua dapat terlaksana dengan baik sehingga menjadi 10%. Sedangkan dalam tahap langkah-langkah pembelajaran siklus 1 diperoleh 64,5% dan siklus 2 diperoleh 74,5% sama dengan hasil pada peningkatan IPKG namun peningkatan semakin tinggi menjadi 10%.

Kata kunci: Perhatian Belajar, Media AudioVisual

Usia dini merupakan usia peka yang penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang anak peroleh dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan orang dewasa, akan mempengaruhi kehidupan anak dimasa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai usia, kebutuhan dan minat anak.

Penelitian ini berangkat dari masalah anak sulit untuk berkonsentrasi dan memahami setiap materi pembelajaran yang disampaikan. Kesulitan anak tersebut mengakibatkan rendahnya perhatian dan aktivitas anak dalam mengikuti setiap pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diharapkan oleh guru dan kurikulum U 2 sulit untuk diwujudkan. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran yang dirancang oleh guru masih menggunakan metode ceramah atau hanya menekankan pada aspek audio (pendengaran) tanpa memperhatikan aspek visual yang kurang melibatkan anak untuk terlibat aktif dan kreatif dalam setiap proses pembelajaran. Dengan metode yang diterapkan oleh guru selama ini, yaitu guru aktif mengajar dan anak sebagai pembelajar yang pasif, sehingga anak kurang antusias dan perhatian yang mengakibatkan pembelajaran tidak menyenangkan.

Perhatian belajar anak yang diamati sebelum tindakan, sangat rendah. Hal tesebut dapat dilihat dari aktivitas anak dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Anak cenderung asik bermain sendiri dan kurang menghiraukan apa-apa yang disampaikan oleh gurunya. Anak kurang aktif saat diajak bermain oleh guru, dan cenderung diam saat guru memberikan pertanyaan. Dalam mengerjakann tugas pekerjaan rumah yang diberikan guru, hanya beberapa anak saja yang mau mengerjakan di rumah, yang lain mengerjakan di sekolah bersama gurunya pada saat pembelajaran. Pada saat pembelajaran sering ditemukan anak asik bermain sendiri dan bermain bersama temannya. Saat anak diminta perhatiannya oleh guru, anak diam sejenak dan tampak seperti memperhatikan gurunya, tapi perhatian anak tersebut hanya bersifat sementara dan kembali asik bermain sendiri sehingga tampak bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik perhatian anak. Semua hal itu karena anak tidak diaktifkan oleh guru untuk melakukan pembalajaran dengan baik. Dengan keadaan anak yang demikian, menunjukan perhatian anak dalam proses pembelajaran sangat rendah.

Hal ini sejalan dengan kegiatan pembelajaran setiap harinya di PAUD. Yaitu guru masih menggunakan metode ceramah dimana anak hanya menjadi pendengar dari awal pembelajaran sampai akhir kegiatan. Karena hal itulah anak menjadi cepat bosan dalam menerima pembelajaran dan materi yang disampaikan pun tidak terserap dengan baik.Karena kurangnya perhatian anak terhadap kegiatan pembelajaran. Di sisi lain, selama ini di dalam proses belajar mengajar guru PAUD belum banyak menggunakan alat peraga yang berhubungan dengan aspek audio visual anak. Padahal media audio visual tersebut telah tersedia disekolah. Oleh karena itu didalam setiap proses pembelajaran, guru harus melibatkan semua unsur yang terdapat pada diri anak, karena dengan begitu akan dapat menumbuh kembangkan kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreativitas anak. Hal ini dapat dipahami bahwa perhatian belajar anak kurang, karena guru belum menggunakan alat peraga yang tepat di dalam setiap pembelajaran.

Berdasarkan uraian permasalahann diatas, maka perlu dipikirkan cara penyajian dan suasana belajar yang cocok untuk anak, terutama utuk anak paud dapat menjadi aktif, kreatif dan menyenangkan serta dapat meningkatkan perhatian belajar anak, maka pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang efektif adalah dengan cara menggunakan media audio visual. “Media atau alat-alat audio visual adalah alat-alat “audible“ artinya dapat didengar dan alat-alat “visible“ artinya dapat dilihat. Alat audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif”. (Amir Hamzah, 1985 : 11). Untuk itu dalam proposal ini perlu dilakukan penelitian tindakan kelas yang membuktikan bahwa dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan perhatian belajar anak, terutama pada di PAUD. Yang menjadi 3 permasalahan umum dalam penelitian ini adalah“Apakah dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan perhatian belajar pada anak PAUD ? “.

Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Melalui penggunaan media audio visual dapat meningkatkan perhatian belajar anak PAUD”. “Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan”.( Sri Hastuti, 1998:171 ).

Menurut Hamidjojo (dalam Azhar Arsyad, 2000: 4), “ Media adalah semua bentuk perantara yang digunakan manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan, atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju”. Sementara Briggs ( dalam Sri Hastuti, 1998: 171), menyatakan bahwa, “ media adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran”. Sedangkan alat peraga adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menjelaskan konsep pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak menjadi nyata sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat anak yang menjurus kearah terjadinya proses belajar mengajar. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sangat dianjurkan, karena dengan memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi, pembelajaran akan lebih efektif dengan langsung memperagakan dan melakukan percobaan. Selain itu dengan menggunakan alat peraga, pembelajaran yang dikenal anak sebagai mata pelajaran yang rumit dan sukar dipelajari, akan menjadi lebih mudah dipahami, menyenangkan bagi anak dan guru dapat lebih kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan peranan alat peraga dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: (a) alat untuk memperjelas bahan pembelajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran
(b) alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para peserta didik dalam proses belajarnya
(c) sumber belajar bagi anak baik secara individu ataupun kelompok
(d) memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat perbalistik
(e) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera
(f) dapat mengatasi sikap anak yang pasip dalam pembelajaran
(g) melalui alat peraga anak terbantu dalam memahami konsep fisika yang sulit.

“Perhatian adalah kegiatan kerja yang dilakukan untuk mewujudkan suatu tujuan”. (Depdikbud, 1990:17). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perhatian belajar anak adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan perubahan pengetahuan / pemahaman, nilai sikap dan keterampilan pada anak sebagai hasil latihan yang dilaksanakan secara sengaja. Perhatian sebagai sumber belajar biasanya sejaran dengan kombinasinya dengan sumber belajar yang lain. “perhatian yang direncanakan sebagai sumber belajar lebih banyak merupakan teknik khusus yang memberikan fasilitas belajar, seperti : belajar tunyas, demonstrasi, ceramah, tanya jawab, dan lain-lain”. (Sudirman, 1987: 108).

Guru sebagai sumber belajar, setidaknya mempunyai prinsip-prinsip dalam memaksimalkan anak berperhatian di dalam kelas. Menurut Uzer Usman dan Lilis Setiawati ( 1993:88),” ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh guru untuk 4 memaksimalkan anak berperhatian saat belajar, yaitu : prinsip motivasi, prinsip latar atau konteks, prinsip fokus (pemusatan perhatian), prinsip sosialis, prinsip belajar sambil bekerja, prinsip individualisasi, prinsip menemukan, dan prinsip pemecahan.

Jenis-jenis perhatian anak dapat digolongkan menjadi 5 yakni :

(1) Perhatian Visual
(2) Perhatian Lisan
(3) Perhatian Mendengar
(4) Perhatian Gerak
(5) Perhatian Menulis

Jadi secara singkat jenis jenis perhatian dapat dijelaskan sebagai berikut :

(1) Perhatian Visual ( visual activities), perhatian belajar jenis ini adalah kegiatan belajar yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam melihat, mengamati, dan memperhatikan. Adapun jenis kegiatan dimaksud seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen, demonstrasi dan l;ain-lain

(2) Perhatian Lisan (oral activities), perhatian belajar jenis ini adalah kegiatan belajar yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam mengucapkan/melafaskan dan berpikir. Adapun jenis kegiatan ini seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, dan menyanyi

(3) Perhatian Mendengarkan (listening activities), perhatian belajar jenis ini adalah kegiatan belajar yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam berkonsenrasi menyimak penjelasan guru.Adapun contoh dari kegiatan ini adalah mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan ceramah, atau pengarahan.

(4) Perhatian Gerak (motor activities), perhatian belajar jenis ini adalah kegiatan belajar yang berhubungan dengan keterampilan jasmani untuk mengekspresikan bakat yang dimiliki. Adapun contoh perhatian gerak ini adalah senam pagi, atletik, tari, dan melukis.

(5) Perhatian Menulis (writing activities), perhatian jenis ini adalah kegiatan belajar yang berhubungan dengan kemampuan menuangkan pikirannya dalam bentuk tulisan. Adapun kegiatan yang dimaksud seperti mengarang, membuat makalah, membuat paper, dan menulis surat.

Masing-masing jenis perhatian di atas memiliki kadar atau bobot tersendiri, tergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapau dalam kegiatan pembelajaran. Namun yang jelas bahwa perhatian kegiatan belajar mengajar anak hendaknya memiliki kadar keterlibatan yang tinggi.

“Media audio visual adalah alat-alat yang dapat didengar dan dapat dilihat. Alat audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Media audio visual merupakan bentuk media pengajaran yang terjangkau”.

“Teknologi audio visual merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis atau elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Pembelajaran melalui media audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar seperti : televisi, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar”. (Azhar Arsyad, 2007: 30)

“Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media pertama dan kedua.

Media ini dibagi lagi kedalam dua katagori yaitu :

1. audio visual diam, yang menampilkan suara dan gambar diam seperti filem bingkai suara, filem rangkai suara, dan cetak suara.

2. Audio visual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti filem suara, televise, dan computer”. (Syaiful Bahri Djamarah, Azwan Zaian, 2002: 141) 5 Alat-alat audio visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih kongrit atau lebih nyata daripada ditulis. Oleh karena itu, alat-alat audio visual membuat suatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti. “Kita lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Dengan melihat dan sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran, penerangan atau penyuluhan dapat lebih mudah dan lebih cepat mengerti tentang apa yang dimaksud oleh yang member pelajaran, penerangan, atau penyuluhan”. (Amir Hamzah, 1985: 17). Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokan kedalam media audio visual, antaralain : Televisi, Proyektor transparansi (OHP), Video, Filem bersuara, dan Computer. Dalam penelitian tindakan kelas ini, alat peraga / media yang digunakan adalah media dalam bentuk audio visual, yaitu televisi, lapto, LCD.

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan perhatian belajar anak Paud dengan menggunakan alat peraga dalam bentuk media audio visual.

Sedangkan Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

(1) membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.
(2) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam bentuk audio visual.
(3) membangkitkan respon anak dalam pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.
(4) meningkatkan perhatian belajar anak pada setiap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.

METODE

Penelitian dilaksanakan di PAUD Terpadu Tunas Harapan, yaitu di dalam kelas yang berjumlah 20 anak., dan kelas yang diteliti oleh Penulis sebanyak 12 Murid. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (1991: 62), “Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga masyarakat dan lain-lain), pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan perhatian belajar anak melalui media audio visual pada anak Paud yang berjumlah 12 anak. Dalam penelitian ini teknik yang dianggap tepat untuk pengumpulan data, yaitu:

(1) Teknik observasi langsung
(2) Teknik wawancara
(3) Teknik dokumentasi

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah:

(1) pedoman observasi
(2) pedoman wawancara
(3) Studi dokumenter.

Prosedur pelaksanaan tindakan penelitian kelas ada empat yaitu tahap perencanaan tindakan, dengan melakukan analisis indikator yang akan disampaikan kepada anak didik, menyiapkan alat peraga (media audio visual), membuat rencana kegiatan harian, membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK, menyusun alat evaluasi pembelajaran. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti adalah membagi anak didik dalam beberapa kelompok, menyajikan materi pembelajaran anak melakukan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan media audio visual penguatan dan kesimpulan secara bersama sama.

Tahap observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mengamati situasi kegiatan belajar-mengajar, perhatian anak saat pembelajaran dan keaktifan anak 6 didik. Tahap refleksi penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa syarat berikut sebagian besar (75% dari anak didik) berani dan mampu melaksanakan perintah dari guru, sebagian besar (70% dari anak didik) berani menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang pembelajaran yang telah disampaikan, semua anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya, penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang penggunaan audio visual untuk meningkatkan perhatian belajar anak pada siklus satu melalui dua kali pertemuan dengan hasil cukup meningkat. Pengamatan /observasi ini dilakukan peneliti dan dibantu oleh observer (teman sejawat) pada saat kegiatan pembelajaran dengan hasil observasi langkah-langkah pembelajaran siklus satu pertemuan satu dengan jumlah total 23 dengan persentase 63 % Sedangkan hasil observasi anak siklus satu pertemuan satu adalah sebagai berikut :

(1)Perhatian Lisan, dengan hasil :

(a) BB ( Belum Berkembang ) ada 2 anak

(b) MB ( Mulai Berkembang ) ada 5 anak

(c) BSH ( Berkembang Sesuai Harapan ) ada 9 anak

(d) BSB ( Berkembang Sangat Baik ) ada 4 anak

(2) Perhatian Visual, dengan Hasil :

(a) BB ( Belum Berkembang ) ada 4 anak

(b) MB ( Mulai Berkembang ) ada 6 anak

(c) BSH ( Berkembang Sesuai Harapan ) ada 8 anak

(d) BSB ( Berkembang Sangat Baik ) ada 2 anak.

Grafik Siklus Satu Pertemuan

Dari hasil pengamatan peneliti pada siklus satu pertemuan pertama terhadap penggunaan media audio visual untuk peningkatan perhatian belajar pada anak TK adalah sebagai berikut :

(1) kemampuan anak untuk mengingat dan menceritakan apa yang telah dijelaskan oleh guru adalah sebagai berikut:

(a) anak yang belum berkembang untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 4 anak atau 20% dari 20 anak
(b) anak yang mulai berkembang untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 6 anak atau 30% dari 20 anak
(c) anak yang berkembang sesuai harapan untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 9 anak atau 45% dari 20 anak
(d) anak yang berkembang sangat baik untuk menceritakan kembali sebanyak 2 anak atau 10% dari 20 anak.

(2) kemampuan anak untuk memperhatikan dan menuliskan yang dijelaskan guru
adalah sebagai berikut:

(a) anak yang belum berkembang untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 2 anak atau 10% dari20 anak
(b) anak yang mulaiberkembang untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 5 anak atau 25%
ari 20 anak.
(c) anak yang berkembang sesuai harapan untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 9 anak atau 45% dari 20 anak
(d) anak yang berkembang sangat baik untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 5 anak
atau 25% dari 20 anak.

Sedangkan hasil observasi anak siklus satu pertemuan dua adalah sebagai berikut :

(1) Perhatian Lisan, dengan hasil :

(a) BB (Belum Berkembang) ada 1 anak
(b) MB (Mulai Berkembang) ada 5 anak
(c) BSH (Berkembang Sesuai Harapan ) ada 9 anak
(d) BSB (Berkembang Sangat Baik) ada 5 anak

(2) Perhatian Visual, dengan Hasil :

(a) BB (Belum Berkembang) ada 4 anak
(b) MB (Mulai Berkembang) ada 5 anak
(c) BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 8 anak
(d)BSB (Berkembang Sangat Baik) ada 3 anak.

Grafik Siklus 1 Pertemuan Ke Dua

Dari hasil pengamatan peneliti pada siklus satu pertemuan kedua terhadap penggunaan media audio visual untuk peningkatan perhatian belajar pada anak Paud adalah sebagai berikut :

(1) Kemampuan anak untuk mengingat dan menceritakan apa yang telah dijelaskaan oleh guru

(a) anak yang belum berkembang untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 4 anak atau 20% dari 20 anak
(b) anak yang mulai berkembang untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 5 anak atau 25% dari 20 anak
(c) anak yang berkembang sesuai harapan untuk mengingat dan menceritakan kembali srbanyak 8 anak atau 40% dari 20 anak
(d) anak yang berkembang sangat baik untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 3 anak atau 15% dari 20 anak

(2) Kemampuan anak untuk memperhatikan dan menuliskan penjelasanguru

(a) anak yang belum berkembang untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 1 anak atau 5% dari 20 anak
(b) anak yang mulai berkembang untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 5 anak atau 25% dari 20 anak
(c) anak yang berkembang sesuai harapan untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 9 anak atau 45% dari 20 anak
(d) anak yang berkembang sangat baik untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 6 anak atau 30% dari 20 anak

Grafik Siklus 2 Pertemuan 1

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang penggunaan media audio visual untuk peningkatan perhatian belajar pada anak di siklus dua melalui dua kali pertemuan dengan hasil cukup meningkat dari siklus
pertama.

Pengamatan / observasi ini dilakukan peneliti dan dibantu oleh observer (teman sejawat) pada saat kegiatan pembelajaran dengan hasil observasi langkah pembelajaran siklus dua pertemuan pertama dengan jumlah total 26 dengan persentase 72 % .

Sedangkan hasil observasi anak siklus dua pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

(1) Perhatian Lisan, dengan hasil:

(a) BB (Belum Berkembang) ada 0 anak
(b) MB (Mulai Berkembang ) ada 4 anak
(c) BSH (Berkembang Sesuai Harapan) ada 11 anak
(d) BSB (Berkembang Sangat Baik)
ada 5 anak.

(2) Perhatian Visual, dengan Hasil :

(a) BB (Belum Berkembang) ada 0 anak
(b) MB (Mulai Berkembang) ada 8 anak
(c) BSH (Berkembang Sesuai
Harapan) ada 10 anak
(d) BSB (Berkembang Sangat Baik) ada 2 anak.

Dari hasil pengamatan peneliti pada siklus dua pertemuan pertama terhadap penggunaan media audio visual untuk meningkatkan perhatian belajar anak TK adalah sebagai berikut:

(1) Kemampuan anak untuk mengingat dan menceritakan apa yang telah dijelaskan oleh guru adalah sebagai berikut:

(a) anak yang belum berkembang untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 0 anak atau 0% dari 20 anak
(b) anak yang mulai berkembang untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 4 anak atau 20% dari 20 anak
(c) anak yang berkembang sesuai harapan untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 11 anak atau 55% dari 20 anak
(d) anak yang berkembang sangat baik untuk mengingat dan menceritakan kembali sebanyak 5 anak atau 25% dari 20 anak

(2) Kemampuan anak untuk memperhatikan dan menuliskan penjelasan guru adalah sebagai berikut:

(a) anak yang belum berkembang untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 0 anak atau 0% dari 20 anak
(b) anak yang mulai berkembang untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 8 anak atau 40% dari
20 anak
(c) anak yang berkembang sesuai harapan untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 10 anak atau 50% dari 20 anak
(d) anak yang berkembang sangat baik untuk memperhatikan penjelasan guru sebanyak 2 anak atau 10 % dari 20 anak.

Pembahasan

Dalam proses kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus dua dalam dua kali pertemuan dengan tema yang sama, terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Didalam siklus satu masih banyak terdapat beberapa kekurangan dan kelemahan, sehingga hasil yang diharapkan belum tercapai dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi yang telah ada. Untuk itu peneliti perlu melanjutkan proses pengamatan pada siklus kedua. Didalam siklus kedua ini, proses kegiatan pembelajaran masih sama dengan yang dilakukan pada siklus pertama yaitu dilakukan dalam dua kali pertemuan, dengan tema yang sama. Hanya perbedaannya terdapat pada pelaksanaan agar tidak mengulang kesalahan pada siklus pertama peneliti
melakukan perbaikan pada proses pembelajaran dengan membuat suatu permainan tebak gambar sehingga anak dapat termotivasi untuk mengingat setiap jenis gejala alam yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu guru juga memberi penghargaan berupa pujian atau bintang.Untuk lebih jelasnya melihat perbedaan yang ada pada siklus pertama dan siklus kedua dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1
Analisis Perbandingan Hasil Penggunaan Media Audio Visual Dalam Peningkatan Perhatian Belajar Anak Usia 4-5 Tahun Paud Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko

Berdasarkan tabel tersebut diatas terdapat perbandingan hasil analisis data penggunaan media audio visual untuk peningkatan perhatian belajar anak PAUD dapat disimpulkan bahwa siklus kedua terjadi peningkatan yang lebih baik dari pada siklus pertama. Pada siklus pertama penggunaan media audio visual untuk peningkatan perhatian belajar pada anak bisa dikatakan belum berkembang dan mulai berkembang sedangkan pada siklus kedua penggunaan media audio visual untuk peningkatan perhatian belajar pada anak bisa dikatakan meningkat menjadi berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik.

Kriteria hasil penelitian ini, keberhasilan penggunaan media audio visual  dalam peningkatan perhatian belajar pada anak PAUD sebagai berikut:

(1) anak mampu untuk menceritakan kembali video yang telah diputarkan

(2) anak mampu untuk dapat memperhatikan penjelasan guru melalui media pembelajaran audio
visual dengan fokus.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya pada siklus pertama, penggunaan media audio visual dalam peningkatan perhatian belajar pada anak PAUD masih kurang tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Siklus kedua berbeda dengan siklus pertama, dimana pada siklus kedua terjadi peningkatan perhatian anak yang sesuai dengan yang diharapkan yaitu anak rata-rata sudah mengalami berkembang sesuai harapan (BSH), ini
dikarenakan anak sudah terbiasa dengan proses pembelajaran yang telah diberikan pada siklus pertama serta perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus kedua. Peningkatan yang terjadi dalam penelitian ini menjadikan peningkatan dalam menggunakan sarana dan prasarana yang ada untuk pembelajaran sehingga kreativitas anak semakin termotivasi dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian melalui media audio visual mampu meningkatkan perhatian belajar anak usia 4-5 tahun PAUD Terpadu Tunas Harapan. Tahap-tahap kenaikan pada langkah-langkah pembelajaran dapat dilihat dengan hasil sebagai berikut:

(1) siklus 1 pertemuan 1 = 63%, sedangkan pertemuan 2 = 66% dengan rata-rata 64,5 %

(2) siklus 2 pertemuan 1= 72%, sedangkan pertemuan 2 = 77% dengan rata-rata = 74,5 % Kenaikkan dari
siklus 1 ke siklus 2 mencapai 10 %

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan perhatian belajar pada anak PAUD.

Adapun kesimpulan yang lainnya dapat dipaparkan sebagai berikut: (1) perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam RKH dengan menggunakan media audio visual untuk peningkatan perhatian belajar anak PAUD seperti dalam IPKG 1 Siklus 1 diperoleh 2,87 dan IPKG 2 Siklus 2 diperoleh 3,1.

Hal ini menunjukkan bahwa guru pada PAUD Terpadu Tunas Harapan dpat merancang perbaikkan perencanaan pembelajaran, dan melakukan proses pembelajaran dengan baik sehingga perbaikan pada siklus kedua dapat terlaksana dengan baik juga sehingga menjadi 10%. Sedangkan dalam tahap langkah-langkah pembelajaran siklus 1 diperoleh 64,5% dan siklus 2 diperoleh 74,5% sama dengan hasil pada peningkatan IPKG namun peningkatan semangkin tinggi menjadi 10%. (2) pelaksanaan pembelajaran dalam upaya peningkatan perhatian belajar dengan media audio visual sebagai berikut :(a) Membuat skenario pembelajaran yaitu membuat perencanaan pembelajaran yang tersusun dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH). (b) Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat per kembangananak pada saat proses pembelajaran. (c) Mempersiapkan tempat, media serta peralatan yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran. (3) Peningkatan perhatian belajar tertuang dalam RKH pada saat kegiatan inti yang berkaitan dengan tema gejala alam. (4)Respon anak pada saat pembelajaran dikelas dengan menggunakan media audio visual respon yang ditunjukan anak sangat baik, dengan ketertarikan dan antusias mereka pada video yang ditayangkan, sehingga membangkitkan semangat anak pada proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan anak pada siklus ke siklus yang mengalami peningkatan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan diatas, adapun saran saran sebagai berikut: (1) sebaiknya media/alat yang digunakan, tidak membahayakan anak, menarik, mudah diterima oleh anak dengan mempersiapkan secara teliti kenyamanan serta keamanan anak sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar (2) sebaiknya anak juga harus dilibatkan dengan mengajak anak berinteraksi setslah proses pembelajaran dilakukan serta harus menciptakan metode pembelajaran yang menyenangkan bagi anak sehingga pengalaman anak ketika proses pembelajaran lebih bermakna (3) guru sebaiknya lebih kreatif dan inovatif dalam memilih media pembelajaran dan mendesain kegiatan pembelajaran, sehingga anak termotivasi dan hasil belajar semangkin meningkat.

Sekian Terima Kasih

Dokumentasi:

Foto Tampak Depan Padu Terpadu Tunas Harapan Desa Tanjung Jaya
Paud Terpadu Tunas Harapan Foto Bersama Guru dan Murid