Bengkulu Utara, Wordpers.id –
Perbedaan pandangan dan tujuan dalam politik tidak selalu harus menjadi pemicu permusuhan atau memutus tali silaturahmi. Terkadang, perbedaan justru menjadi pemersatu yang membawa semua pihak untuk bersama-sama merayakan momen yang bahagia dan berkesan. Hal ini terlihat jelas pada proses pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata dan Sumarno, di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bengkulu Utara pada Rabu pagi, 28 Agustus 2024.
Dalam momen tersebut, dua tokoh politik Bengkulu, Rohidin Mersyah yang merupakan calon gubernur, dan Mian sebagai calon wakil gubernur, terlihat duduk berdampingan dengan senyum lebar bersama Arie Septia dan Sumarno. Keempatnya tampak kompak dan penuh khidmat, mengesampingkan perbedaan politik mereka untuk merayakan kesempatan ini.
Sebagai informasi, Mian bersama pasangannya, Helmi Hasan, akan menjadi penantang petahana, Rohidin Mersyah yang berpasangan dengan Meriani, dalam pemilihan gubernur Bengkulu yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang. Meski bersaing dalam perebutan suara masyarakat, momen kebersamaan ini menunjukkan bahwa dalam politik, tidak ada musuh abadi maupun teman abadi.
Peristiwa ini menyampaikan pesan penting bagi masyarakat bahwa fanatisme terhadap tokoh atau partai politik tidak seharusnya mengarah pada perpecahan. Politik sering kali didasarkan pada kepentingan yang bisa berubah seiring waktu, sehingga penting bagi kita untuk tidak terprovokasi oleh perbedaan yang ada.
Sebaliknya, politik harus dilihat sebagai sarana untuk mencapai tujuan bersama. Cara dan pendekatan yang digunakan bisa berbeda, namun semangat kebersamaan dan persatuan harus tetap menjadi prioritas, agar perbedaan tidak menjadi sumber konflik, melainkan alat untuk memperkaya diskusi dan menemukan solusi terbaik.